Siapa yang menahan marah, padahal ia boleh melepaskan kemarahannya, maka kelak pada hari kiamat, Allah akan memanggilnya di depan sekalian makhluk. Kemudian, disuruhnya memilih bidadari sekehendaknya." (HR. Abu Dawud - At-Tirmidzi)
Sesungguhnya menahan diri dari marah adalah sifat muttakin dan balasannya di sisi Allah adalah balasan orang-orang yang bertakwa. Dan Allah memberi jaminan kepada orang yang berjaya menahan kemarahan ini dengan memberi keutamaan di hari akhirat untuk memiki syurga yang dia mahu, berdasarkan dalil hadis:
‘Sesiapa yang dapat menahan dari kemarahan dan ia berjaya menghilangkannya di hari kiamat kelak Allah memberi keutamaan dari sekalian makhluk sehingga ia memilih mana-mana pintu syurga yang ia mahu’. (HR.Al-Bukhari)
Adakalanya, Rasulullah S.A.W. juga marah. Namun, marahnya tidak melampaui batas kemuliaan. Itu pun ia lakukan bukan karena masalah pribadi melainkan karena kehormatan agama Allah. Rasulullah S.A.W. bersabda, "Memaki-maki orang muslim adalah fasik (dosa),dan memeranginya adalah kufur (keluar dari Islam)." (HR.Bukhari)
Sabdanya pula, "Bukanlah seorang mukmin yang suka mencela, pengutuk, kata-katanya keji dan kotor." (HR. At-Tirmidzi)
Thursday, 21 June 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment